RESUME ANALISIS RASIO
KEUANGAN
Pengertian Rasio Keuangan
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan
untuk menganalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan
menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang
menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan
lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian
terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan
memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan
kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan,
1997 :17).
Suatu rasio tidak memiliki arti dalam dirinya
sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio
tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat dengan
cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga
diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu, selain itu dapat pula
dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu
sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam industri.
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan
keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau
yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah
rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical
terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat
dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Menurut Bambang Riyanto (1992 : 329), analisis
rasio keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan karakteristik
keuangan dari sebuahperusahaan dari data akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan
dari analisis ini adalah untuk menentukan efisiensi kinerja dari manajer
perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan.
Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada
dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam perbandingan, yaitu :
•
Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang
telah lalu (histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk
waktu yang akan dating dari perusahaan yang sama.
• Membandingkan
rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan
yang lain yang sejenis.
Dengan demikian manfaat suatu angka rasio
sepenuhnya tegantung kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data
menginterprestasikan data yang bersangkutan.
Keuanggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio
Keuangan
Analisis
rasio ini memiliki keuanggulan disbanding teknik analisis lainnya. Keuanggulan
tersebut seperti diuraikan oleh Sofyan Syafii Harahap (1998 : 298) antara lain
:
1. Rasio merupakan angka-angka dan
ikhtisar statistic yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih
sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan
rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di
tengah industri lain
4. Sangat bermanfaat untuk bahan
dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisir ukuran perusahaan
6. Lebih mudah memperbandingkan
perusahaandengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara
periodic atau time series.
7. Lebih mudah melihat trend
perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Disamping keunggulan yang dimiliki analisis rasio
ini, teknik ini juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu
penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaannya.
Adapun keterbatasan analisis rasio menurut Sofyan
Syofii Harahap (1998 : 298) ini antara lain :
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya
b. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan
analisis ini seperti :
1. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran
yang dapat dinilai biasa atau objektif.
2. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai
perolehan ( cost ) bukan harga pasar.
3. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
4. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan
berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
d. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam menghitung
rasio.
e. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang digunakan
berbeda maka perbandingan dapat menimbulakn kesalahan.
Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna,
namun mempunyai beberapa keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati.
Rasio-rasio tersebut terbentuk dari penfsiran dengan cara menggabungkan
beberapa rasio yang ada menjadi suatu model peramalan yang berarti yaitu model
yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini menghasilkan suatu
index yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam satu kelompok
yang telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur
prospek sutu perusahaan.
Pemakai Rasio Keuangan
Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang
berlainan, tergantung pada siapa yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi
Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan
menjadi :
a. Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan
maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
b.
Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :
1. Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat
diklasifikasikan menjadi : krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang.
Kreditur jangka pendek merupakan orang atau lembaga keuangan yang member
pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera
jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih menekankan pada
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih
tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga
keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang
dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan menekankan pada
kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan
pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
2. Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam
modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang
mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.
Penggunaan
Rasio Keuangan
Pada
dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dapat
dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang
pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68),
yaitu :
a.
Penggolonagn berdasarkan sumber data
1. Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn
dari data yang bersumber atau yang berasal dari neraca.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang
disusun dari data yang berasal dari laporan laba rugi.
3. Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan
laba rugi.
b. Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis
1. Rasio likuiditas
2. Rasio solvabilitas
3. Rasio rentabilitas
4. Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis
Menurut
Mamduh M. Hanafi (1996 : 75) rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai berikut
:
1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
2. Rasio aktivitas, yang menunjukkan sejauh mana efektivitas penggunaan aset
dengan melihat tingkat aktivitas aset.
3. Rasio solvabilitas, mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio profitabilitas, melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
Kesehatan
Bank (Rasio CAMEL)
Rasio CAMEL adalah menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. dengan analisis rasio dapat diperoleh
gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank.
Pada
tahun 1966. Beaver melaporkan sebuah studi yang membandingkan masing-masing
rasio perusahaan bangkrut dengan perusahaan tidak bangkrut yang dilakukannya
terhadap kondisi lima tahun sebelum kebangkrutan. Beaver menggunkan pendekatan
univariate dimana kemampuan memprediksi kegagalan perusahaan dengan rasio-rasio
yang dianalisa satu per satu.
Penelitian
lanjutan yang memanfaatkan analisa rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan
perusahaan dilaporkan oleh Edward I Altman pada tahun 1968. Altman menggunkan
metode Multiple Diskriminant Analysis dengan lima jenis rasio keuangan. Sampel
yang digunakan 66 perusahaan yang terbagi dua masing-masing 33 perusahaan
bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut. Dari hasil studinya, altman
memperoleh model prediksi multiple Discriminan Analysis (MDA) sebagai berikut :
X = 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 + 0,006 X4 +0,99 X5 ; dimana X1 = Working
Capital / total aset ; X2 = RE / Total Assets ; X3 = EBIT / Total Assets; X4 =
Market Value of Equity / Book Value of Total Debt ; X5 = Sales / Total Assets
dan X = Overall Index.
Hasil
studi empiris Altman ternyata mampu memeperoleh tingkat ketepatan prediksi
sebesar 95% untuk data satu tahun sebelum kebangkrutan. Untuk dua tahun sebelum
kebangkrutan tingkat ketepatannya adalah 72%. Ketepatan model ini telah
diujikan terhadap secondary sample (holdout sample) dari perusahaan yang
bangkrut (n = 25) dengan tingkat keakuratan 96% dan untuk perusahaan yang tidak
bangkrut (n = 66) dengan tingkat keakuratan 79%.
Penelitian lain yang menggunkan rasio-rasio yang merefleksikan CAMEL dilakukan
juga oleh Whalen dan Thomson (1988). Dalam penelitian ini digunakan data
keuangan untuk mengklasifikasikan bank yang bermasalah dan tidak bermasalah.
Dengan teknik logit regression, construct dari modal digunakan untuk
memprediksi perubahan rating CAMEL cukup akurat dalam penyusunan rating bank.
Penelitian
di Indonesia yang menggunkan rasio keuangan umumnya diarahkan untuk memprediksi
perkembangan laba perusahaan. Diantaranya adalah riset Machfoedz (1994) yang
bertujuan menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba
perusahaan di masa mendatang. Metode yang digunakan untuk memilih rasio
keuangan adalah prosedur MAXR. Untuk menguji hipotesis manfaat rasio keuangan
yang digunakan dalam model bermanfaat untuk memprediksi laba lebih dari satu
tahun. Selain itu studi ini jga menunjukkan bahwa perusahaan besar mempuntai
komponen rasio yang berbeda dengan perusahaan kecil apabila rasio keuangan
tersebut akan digunkan untuk memprediksi laba masa mendatang.
Secara umum rasio keuangan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin
kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio)
Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa
rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang
terhadap Total Asset, TIE Time Interest Earned.
Rasio
perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola
asset-assetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini
antara lain Rasio Perputaran
Persediaan, Perputaran Aktiva
Tetap, dan Total Asset Turnover.
Rasio
yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit Margin), OPM(Operating Profit Margin),
NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return
On Equity).
Rasio
yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan. Rasio ini antara
lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend Yield, Devideng Payout Ratio, PBV (Price to Book Value).